Selasa, 28 Februari 2012

Calon GUBERNUR Babel dan si miskin


Pemilukada Bangka Belitung 2012 telah berlalu, berjuta-juta rupiah telah di keluarkan oleh masing-masing calon untuk menarik simpati rakyat jelata, kampanye yang meriah dengan artis-artis papan atas ibu kota sampai santer terdengar money politik menghampiri wong cilik. Tidak heran bulan-bulan belakangan ini banyak sekali dermawan-dermawan karbitan menonjolkan diri di garda terdepan membantu rakyat miskin dalam hal pengobatan maupun isi perut si miskin. Tak jarang juga ada calon kandidat yang mentasbihkan diri sebagai malaikat bagi si miskin dalam slogan-slogan kampanye mereka. Hmmmmmmm...........

Anehnya lagi para tim suksesnya, dengan segala cara membela, mengatakan bahwa kandidat merekalah yang paling baik, paling bersih, paling benar, paling pro rakyat, dan paling-paling yang lainnya. Bagi yang berpikir sudah jelas apa mau mereka membela hingga tetes darah terakhir.

Kampanye hitam seakan bukan hal yang dianggap tabu lagi. Saling serang, saling hujat dan saling menjatuhkan antara calon-calon kandidat gubernur seakan menambah buruk citra mereka. dan ini bisa kita lihat sendiri dalam debat calon dan wakil gubernur Bangka Belitung yang disiarkan live oleh Metro TV. Pantaskah saya memilih mereka?

Lihatlah dan bukalah mata hatimu.........., demikian lirik theme song Orang Pinggiran.
nyanyi dulu bro biar nggak terlalu serius. hehe....

Douaaaaaaaaaaaaaar. apa yang terjadi setelah pamilukada. Kekuatan golput jauh lebih besar daripada capaian suara kandidat terpilih. Jika demikian maka pemenang sesungguhnya adalah kaum golput. Sayang, kaum golput ini tidak memiliki kandidat gubernur. Andai saja ada aturan yang menyatakan bahwa kandidat yang perolehan suaranya lebih rendah dari suara golput tidak bisa dilantik, pastilah pemilukada harus berulang-ulang. dan juga tidak ada aturan berapa persen keharusan tingkat partisipasi pemilih untuk menyebutkan sebuah pemilihan yang sah. Jadilah gubernur Bangka Belitung yang terlantik nanti menjadi gubernur kaum golput.

Lalu siapa yang ideal menjadi gubernur bagi kaum golput???????
heeh........lupakan. bagi mereka siapa saja yang terpilih tidak penting, toh mereka selamanya akan menjadi si miskin. loe loe gue gue maksud lu??????? absolutely right. Tak ada yang dapat diharapkan. Karena, dari gambaran yang ada, kasus moral, dan penyimpangan yang melibatkan seluruh pejabat, mantan pejabat, dan berbagai fihak telah meluas. Ini sebagai faktor pencetus, mengapa masyarakat menjadi apatis. Idealisme pemimpin politik, tokoh-tokoh politik, bergeser dari perjuangan membela rakyat kepada golongan partainya, dari golongan partainya kepada pribadinya.Umumnya, hanya ingin memperkaya diri sendiri, dan keluarganya, bukan murni untuk rakyat.

Golput kini menjadi pro dan kontra. Ada banyak yang setuju golput karena sudah tidak percaya lagi dengan proses pemilu dan politik di negara ini. Banyak juga yang menentang tindakan golput. Bahkan sebuah kelompok keagamaan terbesar di negara ini mengeluarkan fatwa haram terhadap tindakan golput. Padahal sudah jelas tindakan golput adalah hak setiap warga negara.

Saya yakin rakyat tidak sebodoh itu untuk melakukan golput jika bukan karena ada suatu sebab. Penyebab inilah yang seharusnya dicari oleh mereka yang tidak setuju tindakan golput. Ibaratnya ketika anda menjual suatu barang dan pembeli enggan membeli barang yang anda jual, jangan salahkan pembeli, tapi lihatlah barang yang anda jual. Mungkin sudah busuk dan bahkan penuh ulat dan lintah yang siap menghisap darah para pembeli. Anda bisa saja berkata pilihlah buah yang terbaik di antara buah yang busuk dan tetap berusaha menjajakan barang anda yang sudah tidak layak konsumsi tersebut.

Jadi golput yang pernah digagas Arief Budiman, yang sekarang berada di Australia, di tahun 1971, tak lain, sebuah bentuk protes, dan pengingkaran terhadap rejim, dan partai politik, yang tak dapat mengartikulasikan atau memperjuangkan kehendak rakyat.

Keburukan akan jauh lebih buruk jika sibaik diam.
Marilah jalani hidup dengan lebih bersih, walaupun belum bening.